Senin, 15 Desember 2014

Dunia Luar



Hujan masih mengguyuri daerah tempat tinggal wanita tersebut, dan dia hanya bisa melihat tetesan hujan yang ada di jendela. Sesekali dia keluar hanya ingin tau apakah udaranya sangat dingin? Tapi bagi wanita tersebut tiada dingin yang dapat menandingi dinginnya kesepian’.
Kamar hanya kamarlah tempat wanita itu bisa bebas, bebas dari aktifitas yang membuatnya merasa takut. Kadang di kamar itu dia merasa sepi dan tak jarang dia merasa senang, iya senang, karena tidak perlu melakukan aktifitas menakutkan tersebut.
Teman? Wanita itu mempunyai banyak teman, tapi sayang hanya teman bukan sahabat. Teman akrab? Wanita itu mempunyai banyak teman akrab, tapi sayang hanya teman akrab bukan sahabat. Sahabat? Wanita itu tidak mempunyai satu pun.
Wanita itu banyak mendapat pujian dari temannya “kau sahabat terbaikku”. Kenapa dia menjadi sahabat orang lain sedangkan orang lain tak menjadi sahabatnya? Pertanyaan itu selalu hadir dikepalanya.
Orang tua? Wanita itu masih mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya, saudara? Jangan tanyakan saudara, wanita itu mempunyai 5 saudara yang ia cintai.
Lantas kenapa ia kesepian? Ia tak kesepian yang seperti kalian fikir, ia hanya merasa manusia kejam, aneh, rakus, tolol dan… Kenapa ada tuhan seperti tak bertuhan? kenapa ‘ingin mati’ padahal hidup menyenangkan? Kenapa yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan? Kenapa selalu uang yang berbicara? Kenapa yang tak bertuhan menjadi pemimpin?. Masih banyak pertanyaan yang ada dikepalanya.
“lebih baik aku disini sendiri dari pada diluar bersama tapi penuh dengan kemunafikkan” kalimat ini yang dia katakan jika merasa letih menghadapi dunia luar, tapi tak jarang dia juga mengatakan “aku tak bisa seperti ini terus, aku harus keluar…keluar…keluar” tapi itu semua hanya kata-kata yang jika dibandingkan dengan dunia luar hanya akan menjadi ‘sebuah kata-kata’.